Aksi gotong royong sebagian warga Desa Dukuhsalam, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal, pada Minggu (24 Agustus 2025) menyimpan cerita lain di balik semangatnya.
Kerja bakti memperbaiki ruas jalan kabupaten yang rusak itu tidak hanya dalam rangka menyemarakkan HUT RI ke-80, tetapi juga merupakan bentuk ungkapan kekecewaan masyarakat terhadap Pemerintah Kabupaten Tegal yang dinilai lamban merespons keluhan mereka.
Meski berlangsung penuh semangat dan diwarnai canda tawa, aksi warga mengisi lubang dan meratakan badan jalan itu dilakukan karena sudah putus asa menunggu intervensi pemerintah.
Kondisi jalan yang berlubang dan membahayakan pengendara telah berulang kali dilaporkan, namun tidak kunjung mendapatkan perhatian serius.
Eko, salah seorang penggerak kerja bakti, mengonfirmasi hal tersebut. Melalui pesan singkat nomer telponnya, ia menjelaskan bahwa aksi ini adalah bentuk protes damai sekaligus bukti kemandirian warga.
“Masih dalam meramaikan rangkaian HUT RI, Mas. Tapi ini juga karena kami sudah capek mengeluh. Jalan ini sudah kami laporkan berkali-kali ke pemerintah kabupaten, tetapi tak kunjung dapat perhatian. Akhirnya, kami putuskan untuk bergerak sendiri,” ujar Eko dengan nada kecewa.
Menurut keterangan beberapa warga, jalan tersebut merupakan akses vital untuk mobilitas sehari-hari, mulai dari mengangkut hasil pertanian hingga anak-anak berangkat sekolah.
Kerusakan yang parah tidak hanya menyebabkan ketidaknyamanan, tetapi juga meningkatkan risiko kecelakaan.
“Daripada terus menunggu dan membahayakan banyak orang, warga memilih berinisiatif. Ini adalah panggilan jiwa gotong royong, tetapi juga sekaligus menyuarakan bahwa pelayanan dasar harusnya bisa lebih cepat,” ujarnya.
Aksi kerja bakti ini mendapat sorotan dan simpati dari pengguna jalan yang melintas. Banyak yang membuka jendela dan mengacungkan jempol, mengapresiasi semangat warga.
Diharapkan, langkah swadaya masyarakat ini tidak hanya memperbaiki infrastruktur secara fisik, tetapi juga menjadi pesan keras kepada pemerintah daerah untuk lebih membuka telinga dan mempercepat penanganan terhadap keluhan-keluhan masyarakat di tingkat akar rumput ( *** )



