PT Waskita Karya (Persero) Tbk. merupakan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) Indonesia yang bergerak di bidang konstruksi. Dalam menjalankan bisnisnya, perusahaan ini memiliki lima divisi, yakni Gedung, Infrastruktur I, Infrastruktur II, EPC, dan Luar Negeri.
Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, perusahaan ini juga memiliki sebelas kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.
Waskita Karya Mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (IPO) pada bulan Desember 2012 dengan menerbitkan saham baru sebesar Rp 1,2 Triliun.
Baca juga :https://suarapendidikan.beritalidik.com/kontribusi-bumn-pt-adhi-karya-dalam-pembangunan-ikn/
Anggota DPR RI, Haris Turino Dari F PDI Perjuangan, melalui pesan WhatsApp menyampaikan bahwa Salah satu anak perusahaan Waskita Karya, yaitu PT Waskita Beton Precast Tbk mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia melalui IPO pada tanggal 20 September 2016 sebesar Rp 5,2 Triliun.
Pada Desember 2021 s / d Januari 2022,Waskita Karya menyelesaikan aksi korporasi dengan menerbitkan saham baru (Rights Issue) total nilai Rp 9,44 Triliun, jelasnya.
Dalam Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN). Waskita Karya, memperoleh beberapa kontrak proyek baru di lbu Kota Negara (IKN). Antara lain proyek Gedung Sekretariat Presiden dan Bangunan Pendukung pada Kawasan Istana Kepresidenan Ibu Kota Negara dengan total nilai kontrak mencapai Rp1,35 Triliun.
Gedung Sekretariat Presiden dan Bangunan Pendukung pada Kawasan Istana Kepresidenan Ibu Kota Negara rencananya akan dibangun di atas tanah seluas 50.678 ㎡ dan luas bangunan 33.312 ㎡ yang terbagi menjadi 3 bangunan yaitu Sekretariat Presiden, Mess Paspampres dan Bangunan Pendukung dengan target penyelesaian pekerjaan pada akhir tahun 2024.
Pengalaman Waskita Karya dalam mengerjakan pembangunan gedung ternama dengan tepat mutu dan tepat waktu antara lain Wisma 46 Jakarta,Gedung Perpustakaan Nasional Jakarta, Renovasi Masjid Istiqlal, Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Terminal 1,Terminal 2,& Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta,Sarana dan Gedung Bandara Kertajati Jawa Barat, Terminal dan Sarana Bandara Ahmad Yani Semarang Jawa Tengah, Terminal Baru Bandara Minangkabau Padang Sumatera Barat,dan Renovasi Terminal 1 Juanda Jawa Timur.
Selain itu, masih menurut Bung Harris Turino Waskita Karya juga berhasil memenangkan 2 tender proyek jalan yaitu Proyek Jalan Tol IKN Segmen Simpang Tempadung-Jembatan Pulau Balang senilai Rp. 990 miliar dan Pembangunan Jalan Kerja/Logistik IKN (KIPP) Paket Pembangunan Jalan Lingkar Sepaku Segmen 4 senilai Rp182 miliar.
Waskita berhasil meraih proyek jalan di IKN ini dikarenakan pengalaman Waskita Karya dalam membangun jalan tol Trans-Jawa dan jalan tol Trans Sumatra,serta berbagai jembatan antara lain Jembatan Merah Putih Ambon,Jembatan Pasopati Bandung, dan Jembatan Kali Kuto Semarang, terang politisi PDI Perjuangan asal Slawi.
Kemudian, Waskita juga dipercaya untuk mengerjakan proyek pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan(KIPP) IKN dengan kontrak senilai Rp639 miliar.
Pembangunan IPAL ini akan menjadi support utama dalam pengelolaan air limbah di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan – Ibu Kota Negara, sehingga tetap menjaga kualitas air tanah & mengurangi pencemaran lingkungan.
Lebih lanjut, Harris menerangkan bahwa Transformasi digital Waskita Karya sudah dimulai pada tahun 2016. Transformasi itu perlu dilakukan karena Perseroan saat itu mengalami pertumbuhan besar-besaran (supergrowth). Pertumbuhan itu terjadi setelah Waskita Karya memperoleh tugas dari pemerintah untuk menuntaskan pembangunan jalan tol, khususnya tol Trans Jawa.
Munculnya pandemi yang datang di tahun 2020 menyebabkan realisasi proyek-proyek yang sudah direncanakan yang tidak berjalan sesuai harapan.
Kondisi ini mengharuskan jajaran manajemen Waskita Karya membuat program penyehatan keuangan yang terdiri dari 8 stream. Salah satu strateginya adalah membuat transformasi bisnis dengan digitalisasi sebagai salah satu pilar transformasi.
Digitalisasi dijadikan sebagai salah satu pilar karena keyakinan Waskita Karya bahwa digitalisasi ini akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi. digitalisasi di Waskita Karya sudah menghasilkan total 26 aplikasi.
Digitalisasi pada proses bisnis Waskita Karya terbagi dalam empat tahap: bidding/marketing, engineering, procurement, dan construction.
Di proses bidding terdapat winning war room, Melalui winning war room ini, tim marketing dapat berkolaborasi dengan divisi-divisi lain yang terkait proses tender untuk menyiapkan strateginya. Sebelum ini, koordinasi proses tender, termasuk proses bidding, berlangsung secara parsial.
Melalui winning war room ini, tim marketing dapat berkolaborasi dengan divisi-divisi lain yang terkait proses tender untuk menyiapkan strateginya. Sebelum ini, koordinasi proses tender, termasuk proses bidding, berlangsung secara parsial.
Proses engineering, Waskita Karya memanfaatkan Virtual Desktop Infrastructure (VDI), dengan VDI, perusahaan tidak perlu lagi menyediakan perangkat keras dengan spesifikasi tinggi dan harga mahal untuk aktivitas tim engineering.
Dengan memanfaatkan VDI,Waskita bisa mengurangi sehingga tinggal 20% (penggunaan perangkat laptop)VDI
Dengan cloud-based design dan rendering process, tim engineering bisa melakukan tugasnya menggunakan laptop dengan spesifikasi yang lebih rendah. Bahkan untuk pengerjaan proyek di luar negeri, salah satunya di Sudah Selatan, Waskita Karya akan memanfaatkan VDI.
Untuk kebutuhan procurement,Waskita Karya pada bulan Oktober lalu meluncurkan aplikasi e-procurement yang dinamai We-Proc.
Dengan adanya aplikasi We-Proc, proses procurement kini bisa dilakukan secara tersentralisasi. Manfaat yang diraih, menurutnya, adalah skala dan harga yang relatif jauh lebih kompetitif dan compliance yang lebih baik dari sebelumnya.
Untuk proses construction, Waskita Karya memanfaatkan teknologi virtual reality sebagai media koordinasi BIM.
Tak hanya berhenti di implementasi teknologi, Waskita Karya kini sedang berupaya untuk meraih gelar National Lighthouse.
Sebagai informasi,National Lighthouse Industri 4.0 menjadi contoh dalam transformasi digital dan penerapan teknologi 4.0. (***)