Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka Menuntut Penguasaan Pada Teknologi Digital

Suara Pendidikan ( Slawi )

Kurikulum Merdeka Menuntut Penguasaan Guru pada Teknologi , di era kurikulum merdeka telah menuntut adanya perubahan paradigma yang mendasar di kalangan guru, dimana guru harus mampu berperan sebagai fasilitator , bukan lagi administrator pendidikan.

Hal ini menuntut adanya penguatan skillsetmindset dan motivasi guru, termasuk penguasaannya pada teknologi digital untuk mendukung pembelajaran di kelas.

Baca Juga : https://suarapendidikan.beritalidik.com/sosialisasi-peraturan-daerah-kabupaten-tegal-di-smk-bhakti-praja-ini-kata-satpol-pp/

Hal tersebut disampaikan Bupati Umi Azizah saat membuka government transformation academy (GTA) yang diikuti 120 guru PNS Pemkab Tegal di 3 , Selasa (25/10/2022) pagi.

Pelatihan GTA tahap ketiga yang diselenggarakan Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDM) Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ini mengambil tema fasilitator pembelajaran digital.

Menurut Umi, perubahan dinamika global di era society 5.0 telah menuntut adanya perubahan mindset, pola dan budaya kerja yang adaptif pada penggunaan teknologi informasi, termasuk di kalangan pendidik.

Mau tidak mau, guru dituntut mampu mempercepat adopsi teknologi pembelajaran digital untuk mendukung pembelajaran di kelas.

“Kemajuan teknologi digital ini berkembang seperti deret ukur, tapi penguasaannya oleh guru seperti deret hitung. Sehingga perlu pelatihan pendidikan digital agar bisa menerapkan pendidikan yang kaya digital, menciptakan pembelajaran dengan pendekatan pedagogi digital,” ujar Umi.

Kehadiran platform Mengajar Merdeka untuk menunjang kurikulum Merdeka akan menjadi online university bagi para guru untuk bisa mengakses berbagai kebutuhan dalam mengajar, , dan berkarya sesuai dengan tuntutan untuk menghadirkan di dunia pendidikan Indonesia.

Baca Juga : https://suarapendidikan.beritalidik.com/penandatanganan-naskah-kerjasama-pencegahan-dan-penanggulangan-kekerasan-dilingkungan-pondok-pesantren/

Penggunaan teknologi digital ini, sambung Umi, bukan sebagai pengganti peran mengajar guru secara tradisional, melainkan seperangkat teknologi yang akan mempermudah, mengefektifkan, dan mengefisienkan proses pembelajaran.

Namun demikian, jika gurunya tidak mampu mengoperasikannya, tidak tertutup kemungkinan peran tradisional guru sebagai pengajar di kelas akan banyak tergantikan oleh aplikasi pembelajaran digital. ( *** ) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Optimized by Optimole