Pendidikan Kecakapan Hidup, diharapkan mampu menyiapkan Tenaga Kerja Terampil Dan Berdaya Saing, hal ini mengingat perkembangan teknologi digital dan industri 4.0 telah memicu otomatisasi sejumlah pekerjaan yang awalnya dikerjakan manusia sebagai sumber daya tenaga kerja. sehingga perlu diantisipasi dengan mengembangkan keterampilan dan memperbaruinya secara berkala.
“Selain mampu beradaptasi dengan perubahan kebutuhan pasar kerja, kreativitas dan inovasi sudah dianggap sebagai keterampilan paling penting yang diperlukan pada masa depan,” kata Umi.
Baca Juga : https://suarapendidikan.beritalidik.com/kurikulum-merdeka-menuntut-penguasaan-guru-pada-teknologi-digital/
Hal ini diungkapkan Bupati Tegal Umi Azizah saat membuka pendidikan kecakapan hidup di aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Tegal, Rabu (26/10/2022) sebagaimana dilansir dari website resmi Pemerintah Kabupaten Tegal.
Pihaknya pun mendukung diselenggarakannya pelatihan kecakapan hidup oleh Dinas Dikbud Kabupaten Tegal yang bekerja sama dengan LKP.
Di sektor pendidikan, Indonesia masih tertinggal dari negara-negara lain
“Di sektor pendidikan, Indonesia masih tertinggal dari negara-negara lain. Tingkat pendidikan akhir yang ditempuh para pekerjanya juga banyak yang belum tamat SMA. Kebanyakan masih belum lulus SMP karena rata-rata lama sekolahnya berkisar antara 6,2 tahun sampai 8,3 tahun untuk wilayah Brebes, Kota Tegal dan Kabupaten Tegal,” ujarnya.
Sistem pendidikan yang ada saat ini menurutnya masih belum sepenuhnya berbasis pada pembentukan kreativitas, komunikasi, kolaborasi, dan berpikir kritis, dampaknya, kelompok muda yang memasuki dunia kerja cenderung memiliki softskill yang rendah.
Sistem pendidikan harus bisa mempersiapkan jenjang peralihan dari sekolah ke tenaga kerja
Sistem pendidikan harus bisa mempersiapkan jenjang peralihan dari sekolah ke tenaga kerja, memperkecil kesenjangan antara kebutuhan pasar dan ketersediaan tenaga kerja melalui peningkatan keterampilan yang harus terus diperbarui secara berkala seiring kemajuan teknologi, komunikasi, dan internet.
“Ini kiranya yang harus direspon pada kurikulum pendidikan kita agar bisa menciptakan iklim inovasi, kreativitas, dan kemauan untuk terus belajar serta beradaptasi dengan perubahan. Dan ini yang harus dipupuk sejak dari lingkup keluarga, pendidikan formal, hingga lingkungan kerja,” tandasnya.
Umi berharap melalui pendidikan kecakapan hidup ini bisa memberikan pengalaman belajar bagi peserta didik sesuai dengan potensi dirinya dan kebutuhan dunia kerja.
“Pendidikan kecakapan hidup ini akan membantu warga belajar meningkatkan kepercayaan dirinya, terutama dalam mengembangkan kemampuannya, menggali potensi dirinya serta menerapkannya secara bertanggungjawab di dunia kerja,” ungkap Umi. ( *** )